Judul : Little Women
Penulis : Louisa
May Alcott
Penerjemah : Annisa
Cinantya dan Widya Kirana
Penerbit : PT.
Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 378
Halaman
ISBN : 978-602-03-1036-7
Sinopsis : "Kisah
kehidupan keluarga March yang mempunyai empat orang putri, tinggal di daerah
Concord, Amerika Serikat pada abad ke-19. Meg yang cantik, Jo yang tomboi, Beth
yang rapuh, dan Amy yang artistik. Bersama Laurie, pemuda tetangga yang menjadi
teman mereka sejak kecil, keempat gadis ini berusaha meraih impian
masing-masing di tengah kondisi keluarga yang berat dan tengah ditinggal sang
ayah yang harus ikut berperang."
***
Buku ini membawa kisah tentang empat orang anak perempuan dari
keluarga March. Mereka adalah Meg, Jo, Beth, dan Amy (secara berurutan dari
anak pertama sampai terakhir). Ibu mereka, Mrs. March biasa dipanggil Marmee
oleh anak-anaknya. Marmee berprofesi sebagai pekerja sosial di sebuah Panti.
Mereka sekeluarga tinggal bersama di sebuah rumah di daerah Conrod, Amerika
Serikat dengan setting abad ke-19. Sang ayah tidak bersama mereka karena sedang
ikut berperang. Selain itu ada Hannah yang menjadi tukang masak di rumah
mereka, ketika Marmee pergi bekerja. Meski begitu Hannah tidak tinggal bersama
mereka, Hannah hanya datang untuk memasak.
Meg berumur 17 tahun dan Jo berumur 15 tahun. Keduanya
memutuskan untuk bekerja, meskipun Marmee tidak menyuruh ataupun memaksa
mereka. Keduanya bekerja untuk mendapatkan uang jajan tambahan sendiri dan
untuk tahu arti kerja keras karena keluarga mereka tidaklah kaya. Pekerjaan
yang mereka lakukanpun bukanlah pekerjaan yang berat untuk anak seusia mereka.
Meg bekerja menjadi babbysitter di rumah keluarga kaya, ia hanya perlu menjaga
anak-anak ketika bermain. Sedangkan Jo bekerja di rumah bibi March - yang
merupakan saudara ayahnya. Bibi March adalah orang yang sudah tua, Jo hanya
bertugas menemaninya ataupun membacakannya buku. Di rumahnya, Bibi March
mempunyai sebuah perpustakaan dengan koleksi yang luar biasa. Hal inilah yang
membuat Jo bertahan di rumah bibi March - meskipun bibi March sangatlah
cerewet, karena Jo sangat menggemari buku. Beth memilih belajar di rumah,
sedangkan Amy bersekolah di sekolah khusus perempuan di dekat rumahnya.
Ke-empat gadis tersebut memilliki keunikan masing-masing, dengan
hobi dan kesukaan yang berbeda. Mereka digambarkan sebagai anak yang penurut
dan penuh kasih sayang. Mereka saling mendukung antara satu sama lain, belajar
bersama dan saling membantu. Marmee mengajarkan nilai-nilai dasar tersebut
dengan lembut. Marmee jugamengajarkan mereka untuk memiliki jiwa sosial, ini
digambarkan pada cerita dimana mereka menyumbangkan sarapan mereka untuk
keluarga di seberang jalan yang sudah tidak memiliki makanan. Padahal mereka
sendiri juga bukanlah keluarga kaya. Tapi mereka tetap merasa bahagia karena
mereka saling memiliki. Kehadiran Laurie, seorang pemuda yang merupakan cucu
dari kakek kaya yang menjadi tetangga mereka menambah semarak kisah mereka.
Berbagai macam petualangan dan tingkah khas anak-anak mereka lakukan bersama.
Laurie menjadi teman bermain mereka yang sangat menyenangkan. Kehidupan mereka
bukannya tanpa masalah, tapi cara mereka tiap kali memecahkan masalahlah yang
luar biasa. Marmee seorang ibu yang sangat bijaksana, telah membantu
putri-putrinya tumbuh dengan baik melalui nasihat dan bimbingannya.
"Ya, Aku ingin
kalian menyadari bahwa kenyamanan kita bergantung pada apakah setiap orang
melakukan bagian tugasnya dengan sungguh-sungguh." ~Hal. 189~
Ini adalah pertama kalinya saya membaca kisah klasik yang
ditulis Louissa May Alcott, dan yaa saya benar-benar tidak menyesal. Buku ini
berisi banget nasihat-nasihatnya luar biasa. Melihat potret empat bersaudara
tersebut bikin malu sama diri sendiri yang kadang egoisnya nggak ketulungan
-__- . Melihat Marmee yang bijaksana bikin saya pengen seperti Marmee jika
kelak saya jadi seorang ibu. Saya paling suka di bagian ketika Marmee
menceritakan kepada Jo bagaimana ia selalu -dari dulu hingga kini- belajar
untuk meredam amarahnya tiap kali melihat sesuatu yang tidak beres atau sedang
kesal dengan anak-anaknya. Dan itu juga dibantu oleh ayah anak-anaknya.
"....menunjukkan
bahwa aku harus mempraktikkan semua kebaikan yang ingin kulihat dalam diri
anak-anakku, karena akulah panutan mereka. Melakukan sesuatu demi kalian terasa
lebih mudah ketimbang demi diriku sendiri. Saat aku berbicara dengan tajam,
ekspresi takut atau terkejut di wajah salah satu dari kalian menghardikku lebih
keras daripada kata-kata apa pun. Sementara, cinta, rasa hormat, dan rasa
percaya dari anak-anakku adalah hadiah terindah yang bisa kuterima setelah
usaha yang kukerahkan untuk menjadi wanita yang dapat mereka teladani."
~Hal. 132~
Meskipun edisi yang saya baca ini tulisannya kecil dan bikin
mata sakit, tapi bisa dimaafkan karena bukunya berisi. Fix deh ngefans sama
Mrs. March dan keempat putrinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar